PENGANGGURAN
PERMASALAHAN PEMBANGUNAN MULTIDIMENSI
Pengangguran sebagai salah satu permasalahan pembangunan dengan kompleksitas tinggi dipengaruhi oleh variabel-variabel makro yang terus bergerak dinamis. Di Indonesia, salah satu faktornya adalah jumlah penduduk yang besar, menciptakan angkatan kerja baru sertiap tahun dan berdampak pada tingkat pengangguran (Fatkhu Rokhim, 2023). Kondisi pertumbuhan ekonomi kerap dihubungkan dengan pengangguran. Okun Law menjabarkan sebuah hubungan korelasi terbalik antara keduanya. Pertumbuhan ekonomi merepresentasikan kapasitas produksi yang besar pada suatu waktu dan periode, sehingga sebagai salah satu faktor produksi jumlah tenaga kerja yang terserap semakin tinggi.
Inflasi pun menjadi faktor selanjutnya yang memiliki hubungan jangka pendek dengan tingkat pengangguran. A.W. Phillips menjelaskan bahwa salah satu pemicu inflasi tinggi adalah peningkatan permintaan. Kondisi tersebut disikapi produsen untuk meningkatkan kapasitas produksi sehingga memaksa untuk melakukan penambahan tenaga kerja. Salah satu struktur pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB) adalah investasi. Variabel ini dapat memainkan peran dalam mempengaruhi jumlah pengangguran. Menurut Harrod-Domar bahwa investasi tidak hanya menciptakan permintaan tetapi juga memperluas kapasitas produksi, semakin besar kapasitas produksi semakin besar penyerapan tenaga kerja.
Upah minimum pun memiliki kemampuan dalam penurunan angka pengangguran, jika upah minimum di suatu wilayah rendah, maka penduduknya memiliki standar hidup yang rendah dan tingkat konsumsi yang rendah, sebaliknya, wilayah dengan upah minimum regional yang tinggi memiliki standar hidup dan tingkat konsumsi yang tinggi. Variabel sosial yang mempengaruhi pengangguran adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang merepresentasikan modal sosial dengan indikator kesehatan, pendidikan, dan pendapatan perkapita. Jika IPM tinggi maka akan meningkatkan permintaan tenaga kerja dan mengurangi tingkat pengangguran (Kurnia, 2021)